Monday, October 2, 2017

AKINA BUNGA DI MUSIM SEMI

nature

Tatkala sang surya mulai terlelap, bergantikan dengan senja di iringi semilir angin menyejukan hati yang sedang risau. Menyapa setiap kenangan yang berlalu.

Akina berdiri di atas lembutnya pasir di iringi suara gemuruh ombak, sedikit melupakan semua beban dan permasalahan yang sedang dia hadapi. Akina selalu mampu menghadapi permasalahan dalam hidupnya.
Tak pernah sekalipun memperlihatkan kegaduhan dihati, senyum selalu terhias diwajahnya.

Tapi tidak untuk kali ini, ada sedikit kerut di dahinya, tatapan matanya yang nanar, senyum yang hilang, sesekali air matanya menetes.

Akina hanya gadis biasa, sekuat apapun dia menghadapi beban hidupnya ada kalanya hatinya tak mampu menahan.

Hati tetaplah hati, mulut mungkin berkata kuat namun hati tak akan pernah berdusta.
Patah hati, ya itu yang sedang di rasakan hati Akina hari ini. Cinta selama ini Akina jaga pergi meninggalkannya.

Janji yang selama ini terucap hanya sekedar kiasan belaka, yang di tinggalkan hanya luka.

Perasaan yg bercampur aduk antara benci, marah, kecewa dia tumpahkan dalam tangis.
Dengan tangis yang sedikit di tahan.

Senja mulai menyingsing di iringi semilir angin yang menerpa air mata, dinginnya malam mulai terasa menusuk ke pori-pori, tapi Akina masih belum beranjak dari tempatnya.
Sesekali dia mengusap air mata dengan kedua tangannya sambil tersedu.

Begitu hebatnya patah hati mampu membuat seseorang yang tegar menjadi lemah, yg ceria menjadi patah asa.

"Na !, nih."Ucapku, sembari menyodorkan tisu kearahnya.

"Makasih Tam."Ucap Akina dengan tersedu-sedu.

Akina pun membalikan badannya sembari menghela nafas, kemudian duduk di sebelahku.
Sambil tersenyum tipis.

"Patah hati itu gak enak ya Tam, berasa setengah dari hidupku itu mati."Ucap Akina sambil menghela nafanya.

"Mati gimana Na?"Tanyaku.

"Y mati, merasa hilang harapan, merasa terdampar di suatu pulau tanpa penghuni, tanpa makanan"Jawabnya."Sendirian"Sambungnya.

"Harapan tak akan pernah hilang Na, coba lihat bunga itu kelopak nya berjatuhan dan berterbangan di terpa angin, bunga yg gugur akan di gantikan dengan bunga yg baru"Kataku."Keindahan akan muncul setelahnya dan kamu gak pernah sendiri."

"Iya deh tam, mkasih ya."Ucap Akina."Setiap butuh, kamu selalu ada di sini."

"Sama-sama Na, udah gak nangis lagi nih?."Ledekku sambil tertawa.

"Udah puas nangisnya, sisain buat nanti."Canda Akina sambil tertawa."Perasaan dulu itu yg cengeng kamu Tam."

"Enak aja, cengeng dari mananya?."

"Kamu gak inget, masih kecil dlu."Ucap Akina."Main bola, kena bola nangis, lari jatoh nangis."Sambil tertawa.

"Itu kan dulu, jangan di ungkit-ungkit lagi."

"Iya deh, anak cengeng."
Ledek Akina sambil tertawa lepas, lalu di berdiri.

Akina pun kembali berdiri menatap ujung senja, di terpa angin musim semi berlatarkan langit jingga.
Akina kembali bersemi selayaknya bunga musim semi, setelah di terpa angin musim gugur yang penuh harapan-harapan kosong.

Tawa yang sempat hilang, kini kembali terhias di wajahnya.

"Lihat Tam mataharinya udah hilang."Ucap Akina."Jadi gelap."

"Besok dia kembali lagi dengan sinar yang lebih terang."

"Kalo pagi-pagi hujan gimana?."Ledek Akina.

"Masih ada pelangi setelah hujan."Ucap ku."Udah, kita pulang, nanti kemaleman."

"Y udah, pulang ini mau bikin sup, kamu mau gak Tam?."

Cinta tak pernah bisa di prediksi dan tak selalu berakhir seperti yang kita inginkan. Tuhan selalu punya rahasia tentang cinta, kadang yg sudah mengucap janji untuk saling setia pun harus di relakan pergi, Tuhan punya rencana-Nya sendiri dan percayalah itu yg terbaik untuk kita.

Mungkin untuk yang sedang patah hati, menangislah sampai kau lupa caranya menangis.

1 komentar so far

Menangislah smpe kau lupa caranya menangis, dlm bngt ya maknanya

Silahkan untuk berkomentar, siapa tau bisa saling kenal dan saling sharing. Sekedar tegur sapa dalam kolom komentar mungkin akan berlanjut untuk kopdar, sejatinya menjalin pertemanan itu lebih indah. Kalau pun ada kekurangan silahkan untuk kritik beserta sarannya. Jangan menyematkan link hidup di kolom komentar.
EmoticonEmoticon