Hai Jodoh, Masih Sabarkah Kau Menunggu?

Sumber pic dari pexels, masih gratisan tapi legal insysaallah

Menunggu itu terkadang menjadi sesuatu yang menyebalkan dan tentunya tidak mudah. Apa lagi bicara tentang kepastian untuk setia. Apakah dia jodoh kita atau bukan, itu masih misteri. Yang lama pacaran saja bisa kandas di tengah jalan, tidak menjamin naik kepelaminan.

Namun yang baru kenal beberapa hari saja bisa langgeng sampai tua. Jodoh memang kuasa ilahi, setiap ceritanya penuh dengan misteri.

Jodoh itu memang unik, terkadang kita mencari sampai sejauh papaun ternyata ada di dekat kita tanpa disadari selama ini. Kita memperjuangkan yang dekat tapi yang di ujung pulau ada yang menanti dengan doanya.

Hai jodoh, saya tidak tau kamu sedang apa hari ini. Masih sabarkah kau menunggu?. Masih sabar dan kuatkah kamu untuk menghiraukan perkataan orang-orang yang mengira kamu tidak laku atau sejenisnya.

Masih kuatkah kamu menahan ledekan dari para sahabatmu?, Dan bisakah kamu meyakinkan orang tuamu akan kehadiran saya.

Hai jodoh, taukah kamu?. Saya disini sedang mempersiapkan semuanya. Mempersiapkan apa yang menjadi tanggung jawab sebagai seorang laki-laki.

Jangan Lupa Baca Juga : Sepotong Martabak Manis Untukmu Yang Sedang Patah Hati

Memantaskan diri dan sedang belajar agama dengan baik

Saya tau ini bisa belajar ketika nanti kita sudah bersama. Tapi setidaknya dengan ilmu yang sedikit ini bisa meyakinkan orang tuamu. Bahwa anaknya di titipkan kepada orang yang bisa membimbing dan membawanya kearah yang baik.

Saya akan merasa malu jika ilmu agama saya nanti dibawah kamu. Sedangkan saya akan menjadi imammu.

Maka dari itu saya sedang berusaha dengan berbagai cara belajar memahami agama dan belajar menjadi imam yang baik.

Tentunya masih banyak kekurangan dalam diri saya, semoga kamu bisa menerima dan mampu melengkapinya nanti.

Saya selalu mencoba meyakinkan hati ini agar tidak terlalu berharap. Saya hanya khawatir ada seseorang yang benar-benar jodohmu dan membuat saya kecewa dengan pilihan Allah.

Tapi saya yakin semua itu adalah yang terbaik untuk kamu dan saya, jika kita memang ditakdirkan untuk tidak bersama.

Menyelesaikan study yang sempat tertunda

Mungkin nilai yang besar bukan salah satu syarat datang kerumahmu. Tapi lagi-lagi setidaknya ini bisa lebih meyakinkan orang tuamu.

Meski pendidikan saya tidak terlalu tinggi darimu nantinya, gelar pun mungkin saya tidak punya. Setidaknya saya bisa menjadi teman diskusimu di kala kamu risau dengan susuatu.

Setidaknya saya bisa menjawab ketika kamu bertanya, saya tidak ingin malu dan di kalahkan oleh gugel. Maka dari itu semampunya saya menyelesaikan study ini.

Meskipun nantinya nilai tidak terlalu bagus, tapi ada ilmu yang bisa saya terapkan dalam kehidupan kita.

Fokus dipekerjaan dan membangun karier sembari belajar bisnis lain

Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya hidup bahagia, bukan hanya di akhirat tapi pastinya di dunia juga.

Begitupun orang tuamu kan?, hari ini saya sedang rajin-rajinnya bekerja dan membangun karir saya. Bukan saya terobsesi terhadap dunia, tapi sebagai bekal nanti saat menghadap orang tuamu ada yang bisa saya pegang.

Setiap bulan juga saya sisihkan untuk menabung, meski tidak banyak tapi saya berusaha memaksimalkannya.

Di samping itu saya mencoba belajar bisnis di luar pekerjaan saya. Karena saya tau tidak mungkin selamanya saya bekerja disini.

Meskipun hari ini belum terlihat hasilnya, namanya masih belajar. Setidaknya ada ilmu yang bisa saya dapat jika nanti benar-benar ingin terjun untuk membangun usaha walaupun kecil-kecilan.

Hai jodoh, saya yakin pertemuan kita itu pasti, meski sedikit terlambat. Mungkin bukan terlambat karena tidak ada kata terlambat, yang lebih tepatnya menunggu waktu yang tepat di saat kita telah siap.

***

Saya harap kamu tetap sabar menunggu. Tenang saja, saya disini selalu menjaga diri dari pandangan. Agar jika kita bersama nanti kamu tidak menyesal telah memilih saya.

Hai jodoh, masih sabarkan kau menungguku?